Sengatan Ubur-ubur Mengancam Dunia Karena Populasinya Meningkat Tajam

26 April 2012 Leave a Comment
Awal tahun ini, sejumlah negara dikejutkan oleh adanya ledakan populasi ubur-ubur. Hasil penelitian tim ilmuwan dari University of British Columbia, Kanada, menunjukkan jumlah ubur-ubur meningkat pesat di sebagian besar ekosistem pesisir di dunia.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Hydrobiologia, para peneliti menganalisis populasi ubur-ubur yang hidup di 45 dari 66 ekosistem laut terbesar di bumi. Mereka menemukan populasi ubur-ubur meningkat 62 persen di daerah-daerah yang dianalisis, termasuk Asia Timur, Laut Hitam, Laut Tengah, perairan timur laut Amerika Serikat, Hawaii, dan Antartika.

“Sudah ada bukti yang menyatakan jumlah ubur-ubur meningkat di beberapa dekade terakhir, tapi belum ada studi global yang mengumpulkan semua data seperti sekarang,” kata Lucas Brotz, mahasiswa doktoral di University of British Columbia, yang memimpin proyek penelitian itu.

Penelitian juga mencatat tren penurunan berlimpahnya populasi ubur-ubur di 7 persen wilayah pesisir yang diteliti, sedangkan populasi ubur-ubur di ekosistem laut tidak menunjukkan tren yang jelas.

Brotz mengatakan tim melakukan pengamatan ilmiah setelah menganalisis informasi tentang ubur-ubur pada 1950 hingga saat ini. Informasi itu mencakup data berlimpahnya ubur-ubur lebih dari 138 spesies di seluruh dunia.

Meningkatnya jumlah populasi ubur-ubur di kawasan pesisir tentu membuat khawatir. Sebab, hewan bertubuh transparan dan mempunyai racun ini dikenal cukup mengganggu aktivitas masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, misalnya menyengat perenang, menyumbat saluran air pembangkit listrik, dan mengganggu kegiatan penangkapan ikan. Hanya sedikit ubur-ubur yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan di beberapa bagian dunia.

Daniel Pauly, peneliti utama program ini, menyatakan tim dapat memberikan perkiraan terbaik ihwal angka meningkatnya populasi ubur-ubur. Sebab, mereka menggabungkan data ilmiah yang resmi diterbitkan dengan data ilmiah yang tidak dipublikasikan dan dilengkapi pengamatan langsung di lapangan.

"Kami dapat melihat peningkatan jumlah ubur-ubur sering terjadi di lokasi yang sangat dipengaruhi aktivitas manusia, baik melalui polusi, pemancingan berlebih, maupun pemanasan air," ujar Pauly.

Pauly menyatakan penelitian ini dapat dijadikan landasan kebijakan pengelolaan kawasan pesisir pada masa mendatang. Sebab, ledakan populasi ubur-ubur ada kemungkinan disebabkan oleh perluasan aktivitas manusia di laut.

Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!