Cari Kerja, Imah Tertipu Kenalan Baru

03 Oktober 2012 Leave a Comment
Sembari membawa dua tas cangklong warna cokelat dan merah, Khuzaemah atau akrab dipanggil Imah (19), terlihat berlinang air mata ketika duduk di kursi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes, Semarang. Gadis yang sedang mencari pekerjaan ini mengaku ditipu oleh seorang pria dan wanita yang baru saja dikenalnya.


Imah yang tinggal bersama neneknya di Kaliwungu, Kendal ini juga sedang mencari temannya Ifa (19), pemilik tas merah yang dibawanya ke kantor polisi itu. Dia menceritakan, awalnya dia ditawari pekerjaan oleh temannya di perusahaan outsourching di Ngaliyan. "Saya sudah empat bulan nganggur setelah keluar kerja dari PT. Sami, sebuah perusahaan pembuat kabel," ujar gadis yang baru lulus SMA tersebut.

Lantas, dia mengajak Ifa, temannya yang juga pernah bekerja di PT. Sami, untuk melamar pekerjaan serupa. Mereka sepakat untuk berangkat sendiri - sendiri, lalu bertemu di depan perusahaan outsourching itu.

Sekitar pukul 07.30 WIB, Imah dan Ifa bertemu di depan perusahaan itu, tapi hingga dua jam berlalu, teman mereka yang menawari pekerjaan tidak juga datang. Tiba - tiba seorang pria dan wanita muda yang berboncengan sepeda motor menghampiri mereka. Si pria muda mengaku bernama Aris, sementara yang wanita mengaku bernama Ayu.

Saat itu, Ayu berpura - pura menanyakan keberadaan temannya pada Imah dan Ifa. "Setelah ngobrol agak lama, Ayu menawari kami untuk bekerja di sebuah perusahaan pembuatan karet pelindung handphone di Semarang dengan gaji Rp. 1,4 juta per bulan," ungkap Imah.

Dengan penuh semangat, Imah dan Ifa pun menerima tawaran itu. Oleh Ayu, keduanya diminta naik bus jurusan Plamongan lalu turun di depan Toko Lambat, di daerah Semarang Barat.

Sesampainya di depan Toko Lambat, keduanya ditemui oleh Aris. Oleh Aris, Imah dan Ifa diberi banyak 'Wejangan' sebelum diantarkan untuk wawancara. "Ia mengatakan, saat wawancara tidak boleh bawa barang berharga seperti perhiasan, HP, dompet dan bahkan tas," tuturnya.

Aris lalu memboncengkan Ifa, sedang Imah diminta menunggu di Toko Lambat. Sebelumnya, Arif meminta ifa menanggalkan perhiasan, yaitu kalung dan cincin emas, serta diminta memasukkan dompet dan HPnya ke dalam tas, lalu dititipkan Imah.

Tak lama berselang, Aris kembali lagi untuk menjemput Imah. Di tengah jalan, Aris terlihat bingung mencari tempat untuk menitipkan barang - barang berharga milik Imah. "Ia akhirnya meminta saya untuk memasukkan HP ke dalam jok motornya. Saya juga akhirnya menitipkan dompet, perhiasan dan HP di dalam jok itu," ujarnya.

Ketika hampir sampai di perempatan Kaligarang, Aris menghentikan motornya. Dia mengatakan, di lokasi itu ada pos polisi dan ada petugas yang akan menilang bila keduanya kedapatan tidak memakai helm. Aris pun meminta Imah turun lalu disuruh berjalan kaki menyeberang perempatan.

Namun setelah menyeberang perempatan, Imah tak melihat Aris. Imah sempat dua jam menunggu di tepi jalan, tapi ia akhirnya sadar bila Aris telah pergi dengan membawa barang - barang berharga di dalam jok kendaraan.

Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!