Menu Nasi Goreng Khas Indonesia

24 Oktober 2012 Leave a Comment
Bosan dengan masakan modern yang bertumpu pada kompor gas? Anda bisa mencoba menu masakan trasional satu ini, yang dimasak menggunakan kayu bakar. Masakan tersebut adalah Nasi Goreng dan Babat Gongso di warung 'Nasi Goreng Redjeki'. Warung tersebut terletak di pasar semawis atau Waroeng Semawis yang berada di Jalan Gang Warung, di daerah Pecinan, Semarang. Warung ini buka antara pukul 06.00 hingga 22.00 WIB.


Pemilik Nasi Goreng Redjeki mengungkapkan, dirinya memasak dengan bahan bakar kayu untuk menunjukkan konsep tradisional kepada konsumen. "Indonesia mempunyai beraneka ragam masakan tradisional. Sayang, kalau tidak diperkenalkan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung," ujarnya saat ditemui di warungnya baru - baru ini.

Dari tekad itulah, Sri membuat berbagai menu. Ada nasi goreng dengan pilihan isi daging seperti babat, limpa, ati, paru. Ada pula menu babat gongso. Menu - menu tersebut merupakan resep asli Indonesia yang diperolehnya secara turun temurun. "Resep ini saya dapatkan ketika membantu nenek semenjak kecil," ungkap salah satu lulusan perguruan tinggi di Jepang ini.

Sri memaparkan, nasi goreng yang ditawarkan di warungnya dibuat dengan bumbu tradisional. Bumbu - bumbu terlebih dahulu diracik pada sebuah telenan. "Bumbu di deplok, bukan di blender. Agar rasa yang dihasilkan tetap alami," katanya.

Di seputar wajan yang bertumpu pada anglo, sesekali mengeluarkan asap dengan bau sangit cukup menyengat. Asap tersebut berasal dari kayu yang dibakar dalam proses memasak berbagai menu warungnya.

Ada perbedaan apabila memesan nasi goreng telur. Telur yang digunakan bukan berasal dari ayam, tetapi dari bebek. "Saya menggunakan telur bebek karena rasanya lebih enak dan istimewa. Jarang orang yang masak nasi goreng menggunakan telur bebek," terangnya.

Ketika masakan disajikan, konsumen benar - benar akan dapat menikmati kesan tradisional yang dihadirkan. Piring yang digunakan bukan berasal dari keramik ataupun plastik, tetapi dari tembikar tanah yang biasa orang menyebutnya layah. Tak hanya itu, layah tersebut dialasi dengan daun pisang. "Itu yang membuat rasanya menjadi lebih khas tradisional, sangit, tetapi enak dan mantap," jelasnya.

Untuk melengkapi menu makanan yang disajikan, anda tak perlu jauh - jauh mencari minuman ke warung yang lain. Di warung ini juga disediakan berbagai minuman spesial, seperti minuman jeruk yang segar. Ada pula minuman yang diramu dari jeruk pontianak dan jeruk keprok. Jeruk diperas dengan sebuah alat sehingga mengeluarkan sari jeruk. "Pelanggan dapat memilih sendiri jeruknya," tuturnya.

Minuman jeruk tersebut dapat dinikmati secara asli tanpa campuran gula. Namun, apabila berasa asam, dapat ditambahkan gula agar berasa manis dan lebih nikmat.

Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!