Pasangan 'Gila' Keliling Dunia Dengan Motor
12 Oktober 2012
Leave a Comment
Sejak tiga tahun lalu, Maurizio Pasqui (50) meninggalkan kampung halamannya di Genoa, Italia, untuk berkeliling dunia dengan sepeda motor bersama istrinya, Shizuyo Inori (51). Pasangan itu hingga kini telah menempuh perjalanan 90.000 kilometer dan kini melintasi Indonesia."Indonesia adalah negara ke-23 yang kami kunjungi," ujar Maurizio saat mengunjungi Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat, Senin (11/6). Menurut Maurizio, sebenarnya ia tidak punya rencana untuk mengelilingi dunia. Awalnya ia merasa bosan menjalani hidup yang monoton. Ia jenuh bekerja sebagai mekanik dan kesehariannya diisi dengan menonton televisi atau menjelajah internet.
Ia mengutarakan keinginan untuk keliling dunia dengan motor pada Shizuyo, perempuan jepang yang ia nikahi pada 2006. "Istri saya langsung setuju. Rumah kami jual dan semua barang - barang dijual atau kami berikan ke orang lain, lalu saya membeli motor Honda Transalp bekas. Dengan bekal 20.000 dollar AS dan tanpa persiapan, kami memulai perjalanan keliling dunia pada Mei 2009," ungkap Maurizio.
Seperti suaminya, Shizuyo juga gemar bertualang. Shizuyo bertemu Maurizio di Compostela, Spanyol, pada 2005 dan menikah satu tahun kemudian. Shizuyo menuturkan, mereka ingin bertemu dan mengenal orang - orang dan beragam budaya di dunia. "Bagi kami mengunjungi berbagai destinasi wisata yang indah di dunia tidak penting. Di internet dan televisi kita bisa lihat semua tempat yang indah. Kami ingin bertatap muka, berinteraksi dengan dengan orang - orang dari berbagai bangsa di dunia," katanya.
Sebelum Indonesia, pasangan itu antara lain mengunjungi Spanyol, Portugal, Swiss, Austria, Slovenia, Makedonia, Kosovo, Bulgaria, Turki, Armenia, Georgia, Iran, Turkmenistan, Rusia, Korea, Jepang, Australia dan Timor Leste.
Di sela perjalanan, mereka sempat merampungkan buku yang mengisahkan petualangan mereka dari Italia hingga Jepang. Buku dalam bahasa Italia itu berjudul 'Due Ruote, Due Matti, Una Tenda' (Dua Roda, Dua Orang Gila, Satu Tenda).
Dalam perjalanan, mereka beberapa kali kehabisan uang. Mereka bekerja serabutan di negara setempat untuk mengumpulkan uang dan melanjutkan perjalanan. "Saat memasuki Australia, uang kami hanya tersisa 200 dollar. Saya bekerja sebagai mekanik, sopir, tukang kayu, tukang cat. Sedangkan istri saya memetik buah ceri dan sayuran, atau membuat perhiasan. Dalam empat bulan terkumpul 10.000 dollar AS," kata Maurizio yang pada 11 Juni kemarin merayakan ulang tahun ke-50.
Di motornya mereka membawa bekal pakaian, peralatan masak, bahan makanan, suku cadang motor dan tenda. Mereka biasanya tidur di tenda. Namun selama di Indonesia, mereka sering bermalam di rumah anggota komunitas motor. Di Yogya, mereka tidur di rumah Ketua Paguyuban Agen KR, Gunadi di Perumnas Condongcatur. "Indonesia luar biasa. Selama disini kami dapat sambutan hangat, ramah. Kami mendapat banyak sahabat baru terutama dari berbagai komunitas motor. Grazie, Indonesia!" katanya.
Maurizio mengaku tak tahu kapan akan menyelesaikan perjalanan keliling dunia. "Saya menjalani hidup mengalir saja. Saya tak membuat rencana apapun. Jadi tidak tahu apakah misi kami akan selesai atau tidak," pungkasnya.
Postingan Menarik Lainnya :
0 komentar »
Leave your response!