Gantung Diri Karena Tak Mampu Beli Beras
12 Januari 2013
Leave a Comment
Stres kesulitan uang untuk membeli beras, ibu rumah tangga Imas Suryati,45, warga Kampung Mekarmulya, Pangalengan Kabupaten Bandung, tewas gantung diri menggunakan kain kerudung hitam di pintu kamar mandi rumahnya, Sabtu.Polisi yang memeriksa tubuh korban menemukan surat wasiat yang berisi tulisan seputar kesulitan ekonomi selama ini. Selain suami Ayi Sujana, dan anaknya Riska diperiksa, juga sepucuk surat dan kain kerudung diamakan sebagai barang bukti. ” Motif bunuh diri sementara ini diduga lantaran kesulitan ekonomi,” kata sejumlah polisi dari Polsek Pangalengan, Sabtu.
Polisi kembali menyebutkan, surat yang diduga kuat ditulis korban diselipkan di pinggangnya. Surat ditemukan saat tubunya diperiksa setelah dievakuasi dari kusen pintu kamar. Ketika petugas tiba di lokasi, mayat korban sudah ada di tengah rumah. Suami dibantu anaknya mengevakuasi mayat dari tempat kejadian. ” Kami mengamankan surat wasiat dan kain kerudung yang masih melilit di leher korban sebagai barang bukti,”. Selembar surat wasiat, tambah polisi bertuliskan kalimat-kalimat yang isinya membeberkan kesusahan hidup. Uang, susah dicari sehingga korban mengaku sulit membeli beras yang harganya mahal, termasuk membayar biaya pendidikan anaknya.
Dalam pemeriksaan, sang suami Ayi Sujana ,38, menjelaskan, Sabtu sekira pukul 05.30 Riska,14, anaknya, menjerit minta tolong ketika melihat ibunya tergantung di pintu masuk kamar mandi. Jeritan anak itu membangunkan Ayi dari tidurnya. ” Saya bergegas bangun kemudian lari ke dapur. Saya terkejut melihat isteri sudah tewas tergantung,”.
Ayi dibantu anaknya bergegas mengevakuasi tubuh Imas kemudian dibaringkan di tengah rumah. Selang satu jam, polisi tiba di lokasi kemudian melakukan identifikasi. ” Sepucuk surat ditemukan. Saya tak sempat membaca, tapi kata polisi isi surat kitu seputar curhat tentang kesusahan uang untuk membeli beras,” kata Ayi yang mengaku, sudah dua tahun ini kesulitan mencari kerja sehingga kebutuhan dapur jarang tertutupi. ” Saya hanya minta maaf lantaran tak bisa membahagaiakan isteri,” katanya.
Ayi merasa kecolongan atas kejadian itu. Pasalnya, Jumat malam, korban bersama anaknya masih sempat bercanda gurau sebelum tidur pulas. Dia memprediksi, aksi bunuh diri itu dilakukan korban menjelang Sabtu dini hari. Bahkan, dia mengaku tak tahu kapan korban menulis surat. Kemungkinan besar surat itu ditulis beberapa hari lalu, sebelum gantung diri. ” Setelah bercanda gurau korban tidur pulas. Saya kaget saat melihat isteri tewas tergantung,” ujarnya.
Selama membangun rumah tangga empat tahun dengan korban, demikian Ayi, sama sekali tak pernah terjadi pertengkaran yang sengit. Meski rumah tangganya tergolong hidup di bawah garis kemikinan, namun korban nampak pasrah. ” Korban melakukan semua itu diakibatkan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Semua masalah ini Saya selaku suami penyebabnya. Saya tak bisa membahagiakan almarhumah,” tandas Ayi sambil meneteskan air mata. Almarhumah Imas, yang tewas gantung diri langsung dimakamkan. Pihak keluarga menolak polisi yang menyarankan untuk dilakukan otopsi. [poskota.co.id]
Postingan Menarik Lainnya :


0 komentar »
Leave your response!