Menciptakan Masyarakat Berbasis Pengetahuan

30 April 2013 Leave a Comment

Image : Corbis.com
SUDAH sejak dulu Soekarno –founding father bangsa kita– menyatakan, tiba saatnya bagi Indonesia untuk memajukan budaya nasional yang melepaskan diri dari peninaboboan “negara kaya sumber daya alam” ke arah “negara sumber daya manusia” yang bercipta dan berkarya di medan internasional, yang ditandai persaingan ketat ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sekarang kita bisa melihat, negara yang pembangunannya bertumpu pada keandalan human capital, ternyata mempunyai path way yang jauh lebih baik dibandingkan negara yang sekedar mengandalkan kekayaan sumber daya alam. Dr Sampurno (2009) mengatakan, determinan dan kunci keberhasilan untuk membangun bangsa yang maju itu adalah keandalan human capital dalam membangunknowledge-based economy. Satu dari empat pilar penerapanknowledgebased economy seperti yang telah dilakukan Singapura dan Korea Selatan.

Konsep ini secara simultan akan dapat menciptakan knowledge-based society (masyarakat berbasis pengetahuan). Sebab, pendidikan bukan saja akan melahirkan sumber daya manusia berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta menguasai teknologi, tetapi juga merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Karena pembangunan manusia suatu bangsa pasti sejalan dengan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.



Bangsa maju adalah bangsa yang terdiri dari masyarakat mandiri yang mampu menciptakan kesejahteraannya sendiri. Korea Selatan dan Singapura menerapkan knowledge-based economy dengan penguatan aspek strategik yang mencakup: (1) investasi jangka panjang pada pendidikan; (2) membangun kapabilitas inovasi; (3) modernisasi struktur informasi; (4) menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif. Fokus utamanya adalah peranan knowledge dalam pembangunan ekonomi negaranya.

Prof Zuhal dalam bukunya, Kekuatan Daya Saing Indonesia, menciptakan lima model untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang handal. Model tersebut digambarkan sebagai bangunan bertingkat yang menjadi syarat untuk membentuk masyarakat berbasis pengetahuan. Modal pertama sebagai fondasi bangunan Indonesia adalah, modal alam dan lingkungan–kemampuan menjaga kualitas lingkungan dam sumber daya alam untuk pembangunan berkelanjutan.

Tingkat kedua adalah modal budaya –kemampuan untuk mengembangkan budaya sendiri serta menyaring dan melokalisasikan budaya global. Selanjutnya tingkat ketiga, yaitu modal sosial– kemampuan membangun kepercayaan, solidaritas sosial, infrastruktur pendidikan, ke-sehatan, dan perekonomian rakyat. Tingkat keempat adalah modal manusia– individu yang mampu berinisiatif dan berkreasi melakukan hal-hal baru dengan semangat kewiraswastaan (entrepreneurship).

Adapun keempat, modal tadi kemudian akan mampu menjadi pijakan yang kuat untuk modal tertinggi dalam bangunan kemajuan Indonesia, yaitu modal pengetahuan (knowledge)– menggunakan pengetahuan untuk mencari terobosan teknologi bagi pembangunan ekonomi yang berdaya saing. Oleh karena itu, pendidikan yang akan dapat menciptakan masyarakat berpengetahuan tersebut harus dijadikan investasi terpenting bagi bangsa Indonesia.

Karena, memiliki kekayaan sumber alam memang merupakan suatu karunia. Tetapi kalau sumber daya manusia negara itu tidak memiliki knowledge dan skill yang dapat menghasilkan nilai tambar besar, akhirnya kekayaan sumber alam tersebut akan habis dan rakyatnya akan tetap terbelenggu oleh kemiskinan yang panjang dan menyengsarakan.

Masyarakat yang mau dan mampu untuk terus belajar (learning society) adalah syarat yang sangat penting untuk membangun human capital yang tangguh, kreatif, dan berpengetahuan.Indonesia akan maju dan merdeka sepenuhnya di tangan generasi yang menjadikan pengetahuan (knowledge) sebagai jalan transformasi Indonesia. (*)
Sumber : OkeZone.Com

Oleh:
Azmy Basyarahil
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan
Bisnis UGM, Aktivis Forum Lingkar Pena (FLP)


Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!