Meski Hamil 8 Bulan, Wanita Ini Tetap Menjajakan Tubuhnya

08 Januari 2013 Leave a Comment
Jika mendengar derai tawa mereka, bahasanya yang lepas dan cenderung kasar, sulit menduga kalau hati nurani sebagian dari penghuni Pela-Pela sebenarnya remuk redam.


Sarmini, 34, misalnya, sudah lima tahun beroperasi di kawasan Stasiun Kereta Api Tanjung Priok itu. Dia diajak teman sekampung meninggalkan Indramayu untuk menutupi luka bathin karena dicerai suami.

Tak diyana sang teman membawa ke lokalisasi prostitusi Pela-Pela. "Mau balik ke kampung lagi, saya enggak punya uang," kenangnya. Ia pun teringat buah hatinya yang ditinggalkan bersama kakak laki-lakinya di kampung.

Anaknya yang saat itu kelas tiga SD perlu biaya sekolah. Sedang mantan suami tak mungkin mengirim biaya sebab sudah menikah lagi. "Hebat mantan saya itu, kerjanya cuma supir angkot tapi punya bini tiga," ujarnya.

Di Pela-Pela, satu dua malam dia menolak rayuan pria hidung belang. Namun ingat akan masa depan anak dan perutnya yang minta diisi, akhirnya Sarmini bersedia masuk ke tenda 1,5 meter x 2 meter, dengan tarif Rp50 ribu, waktu itu.

Hanya selang dua bulan kemudian, tarifnya ikut standar perempuan kebanyakan di sana yakni Rp30 ribu. Sekarang ini, Rp60 ribu per kencan.

Empat tahun berlalu dengan cepat. Kini, dia sedang hamil delapan bulan. Ia tergiur rayuan seorang pria yang akan menikahi dirinya. Ternyata setelah hamil lima bulan, sang calon suami, tak pernah lagi datang.

Sarmini kerap menangis meratapi nasibnya. "Brengsek dia itu, katanya tanggung jawab sehingga saya mau dihamili. Sekarang malah kabur," desisnya.

Lantaran stres, Sarmini beberapa kali mencoba menggugurkan kandungannya. Salah satu kerabatnya menawari pil penggugur kandungan. Pil itu dibeli di apotek seharga Rp100 ribu per butir. Ia tenggak tiga dan mengalami pendarahan, namun usahanya menggugurkan kandungan gagal. Sarmini pun menyerah.

Sebulan lagi dia akan melahirkan. Untuk berjalan dan duduk pun Sarmini kesulitan. Namun hamil tua tidak menghalangi perempuan berkulit sawo matang itu tetap bekerja.

Karena perutnya yang buncit, jarang pria mau mendekat. Namun ada saja langganan yang memberi tip walau hanya ditemani ngobrol. Terkadang malah mengajak kencan. "Kalau saya tidak mau, anak saya ini mau dikasih makan apa," cetusnya. [mediaindonesia.com]

Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!