Pembunuhan & Kekerasan Seksual Berawal Dari Kencan Facebook

11 Januari 2013 Leave a Comment
Sudah lebih dua pekan Agnes Kharisma, 19 tahun, ditemukan terbunuh. Namun polisi belum juga menemukan titik terang tentang pelaku pembunuhan ini. Ahad pagi 13 Februari lalu, jasad Risma --demikian dara itu biasa disapa semasa hidup-- ditemukan Gunawan, seorang petugas keamanan, ketika hendak membuang sampah. Mayat perempuan berkaus merah jambu dan bercelana pendek merah tanpa alas kaki itu menelungkup di selokan di tepi Jalan Joe, Jagakarsa, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.


Karena sudah membengkak, wajahnya sulit dikenali. Di bagian kanan wajahnya ditemukan luka memar yang mulai menghitam. Jenazah tanpa identitas itu lantas dibawa polisi ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Berdasarkan pemeriksaan forensik, pada jasad itu ditemukan luka-luka akibat kekerasan di bagian muka, kepala, dan paha. "Hasil visum menunjukkan, korban tewas akibat cekikan dan bekas pukulan benda tumpul di wajah," kata Kepala Unit Reserse dan Kriminal Kepolisian Sektor Jagakarsa, Iptu Rusdi Dalby.

Polisi juga menemukan bekas kekerasan seksual. Ada dugaan, Risma diperkosa sebelum dibunuh. Karena tidak satu pun identitas ataupun dompet korban yang ditemukan, polisi menduga, harta milik korban dirampas. "Diduga, korban dihabisi di tempat lain dan dibuang," Dalby menambahkan.

Kabar tentang penemuan mayat tanpa identitas itu didengar juga oleh Ny. Melly, 55 tahun, ibunda Risma. "Saya dikasih kabar oleh tetangga,'' kata perempuan berdarah campuran Belanda itu. Melly mengenali bahwa jasad itu adalah putrinya dari ciri-ciri fisik korban. ''Apalagi, pakaiannya sama persis dengan milik Risma,'' ujar Ny. Melly.

Kepada Melly, Selasa malam 8 Februari lalu, Risma pamit hendak menginap beberapa hari di Cilegon, Banten. Risma dijemput seseorang di depan gang rumah kontrakan dia dan ibunya. "Kata Risma, itu temannya. Mereka cuma pergi satu-dua hari karena ada acara penting," tutur Ny. Melly kepada Gatra.

Esoknya, Ny Melly menghubungi ponsel Risma, tapi tidak aktif. Karena khawatir, ia menyuruh Anggi, kakak kandung Risma, menghubungi adiknya. Telepon tersambung. Anehnya, telepon itu dijawab oleh lelaki tak dikenal. ''Kata pria itu, nomor yang dipakainya sudah dibeli di toko ponsel di Depok," kata Ny. Melly.

Dua hari kemudian, Ny. Melly mencoba lagi menghubungi nomor yang sama. Tapi kali ini yang menjawab adalah wanita. "Kata perempuan itu, nomor ponsel yang dipakainya ditemukan di jalan," kata Kosasih, paman Risma. Perempuan itu juga mengaku tidak mengenal Risma. Tapi ia menolak bertemu ketika Ny. Melly mendesak untuk membeli nomor ponselnya. Alasannya, ia tidak di Jakarta. Meskipun begitu, Ny. Melly tidak melaporkan kasus kehilangan anaknya itu ke polisi.

***

Risma, putri bungsu pasangan Ny. Melly dan Budi, dikenal sebagai "gadis Facebook". Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Kosasih, adik Budi, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Baru ketika beranjak remaja, ia tinggal bersama Ny. Melly, yang telah menjanda. Risma tidak melanjutkan sekolah ke SMA, tapi pergaulannya luas. Dari akun Facebook-nya, ia tampak fasih berbahasa Inggris. Wajar saja karena sebagian temannya adalah ekspatriat. Pada 31 Januari lalu, misalnya, Risma pernah menulis: "my bf ask me to masage othr man OMG... why my bf sooo crazyyy."

Sebelum ke Cilegon, Risma mengenal seorang warga asing bernama Clark, 50 tahun, yang belakangan rajin berkomunikasi dengannya. Malah Risma mengaku pergi ke Cilegon bersama warga Amerika itu. Kabarnya, Risma sempat berselisih paham dengan seorang wanita yang mengaku sebagai pacar Clark. Selain Clark, Risma juga kenal dekat dengan Candy, warga Singapura. Sayang, Ny. Melly enggan bicara lebih jauh soal itu. "Semua sudah saya jelaskan kepada polisi, karena kasus ini belum terungkap,'' katanya.

Namun polisi belum berani berspekulasi mengenai pelaku ataupun motif pembunuhan itu. Polisi masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Singapura untuk mendengar keterangan dari Clark dan Candy. ''Semuanya masih dalam taraf pengembangan,'' kata Dalby.

Sejauh ini, polisi sudah mencurigai saksi yang terlibat. Tetapi mereka masih membutuhkan keterangan tambahan. Salah satunya dari sopir Clark yang menjemput Risma sebelum pamit kepada ibunya. ''Polisi masih terus mencari beberapa saksi tambahan dan bukti yang cukup kuat,'' ujar Dalby. Penemuan jasad Risma yang terbujur kaku di Jagakarsa itu pun masih menyimpan misteri. [gatra.com]

Postingan Menarik Lainnya :

0 komentar »

Leave your response!